CARAPANDANG - Harga emas ambruk dan terjerembab ke level US$ 1.900 per troy ons di tengah sikap wait and see pelaku pasar menunggu data inflasi Amerika Serikat (AS) dan kebijakan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).
Pada perdagangan Senin (11/12/2023) harga emas di pasar spot ditutup anjlok 1,10% di posisi US$ 1.981,30 per troy ons. Harga tersebut adalah yang terendah sejak 20 November 2023 atau 14 hari perdagangan terakhir. Pelemahan kemarin memperpanjang derita emas yang juga melemah pada Jumat pekan lalu.
Dalam dua hari terakhir, harga emas bahkan sudah jatuh 2,32%.
Harga emas sudah sedikit membaik pada hari ini. Hingga pukul 06.00 WIB Selasa (12/12/2023), harga emas di pasar spot bergerak lebih tinggi atau naik 0,02% di posisi US$ 1.981,68 per troy ons.
Harga emas turun ke level terendah dalam tiga minggu pada perdagangan Senin karena dolar dan imbal hasil Treasury AS yang menguat, sementara investor menunggu beberapa pertemuan penting bank sentral dan data inflasi AS yang dapat mempengaruhi jalur kebijakan The Fed.
Pada perdagangan Senin (11/12/2023) indeks dolar AS menguat 0,04% di level 103,67. Sementara imbal hasil Treasury AS 10 tahun berada di level 4,24%.
"Pedagang emas dan perak sedang menunggu beberapa informasi fundamental baru yang akan mereka peroleh minggu ini," ujar Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals kepada Reuters.