CARAPANDANG - Reaksi negara-negara Arab terhadap pembunuhan pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah oleh Israel beragam, namun mereka tetap mengutuk serangan yang menargetkan Lebanon.

Nasrallah adalah pemimpin dari kelompok bersenjata Syiah. Selain permusuhan dengan Israel dan Barat, Hizbullah juga memiliki perbedaan dengan negara-negara Sunni di Timur Tengah.

Pada tahun 2016, negara-negara Teluk dan Liga Arab mengklasifikasikan Hizbullah sebagai organisasi teroris, walaupun Liga Arab telah mencabut klasifikasi tersebut di awal tahun ini.

Dikutip dari Reuters, Senin (30/9/2024), Arab Saudi menyatakan keprihatinan mendalam terhadap situasi di Lebanon dan menyerukan kedaulatan serta keamanan negara tersebut. Namun, Saudi tidak menyebutkan tentang kematian Nasrallah.

Negara-negara Sunni lainnya seperti Qatar, Uni Emirat Arab, dan Bahrain juga tidak memberikan komentar mengenai pembunuhan Nasrallah.

UEA dan Bahrain telah menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020, dan Bahrain telah menumpas pemberontakan pro-demokrasi yang signifikan dari komunitas Syiah pada tahun 2011.

Media pro-Iran di Bahrain, LuaLua TV, menayangkan video pawai yang diklaim sebagai ungkapan duka cita atas Nasrallah. Mereka melaporkan bahwa pemerintah Bahrain menindak demonstran dan menahan beberapa di antaranya.

Situs oposisi Bahrain, Bahrain Mirror, melaporkan penahanan seorang ulama Syiah yang menyampaikan belasungkawa atas Nasrallah.