Artikel editorial itu menyebutkan bahwa pidato kebijakan Takaichi dipenuhi dengan kebijakan-kebijakan yang bersifat agresif seperti mencapai target pengeluaran pertahanan lebih cepat dari jadwal, membentuk biro intelijen nasional baru, dan melonggarkan aturan ekspor senjata, yang hanya dapat dipandang sebagai upaya yang disengaja untuk meningkatkan ketegangan.
Sejak Takaichi terpilih sebagai PM, basis politiknya belum solid. Koalisi pemerintah yang dibentuk oleh Partai Demokrat Liberal (Liberal Democratic Party) yang dipimpinnya dan Partai Inovasi Jepang (Japan Innovation Party) hanya menguasai kurang dari separuh jumlah kursi di dua majelis Diet, parlemen Jepang.
Takaichi seharusnya memilih untuk "menyembunyikan sisi tajamnya" dan mendengarkan pendapat partai oposisi, tetapi tampak jelas bahwa dirinya memilih mengonsolidasikan basis politiknya dengan menonjolkan pandangan sayap kanannya, menurut Shakai Shimpo.
Profesor Emeritus Atsushi Koketsu dari Universitas Yamaguchi Jepang meyakini bahwa pernyataan Takaichi secara mendasar menyangkal jalur pembangunan Jepang sebagai negara damai sesuai dengan Konstitusi pasifis negara itu, dan harus diberi kritik keras.