Tim penyelamat mencari korban selamat di antara reruntuhan bangunan yang hancur di area permukiman Shuja'iyya di sebelah timur Gaza City pada 9 April 2025. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)
Kemudian pada Sabtu yang sama, IDF mengeklaim bahwa Angkatan Udara mereka berhasil mencegat tiga roket yang ditembakkan dari Gaza ke arah Israel selatan.
Peluncuran roket tersebut memicu sirene di tempat-tempat terbuka yang berbatasan dengan Gaza, tanpa adanya korban jiwa, lanjutnya.
Menyusul peluncuran roket tersebut, juru bicara IDF berbahasa Arab, Avichay Adraee, dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa Israel "akan menyerang dengan kekuatan besar ke daerah mana pun tempat asal roket tersebut diluncurkan," dan memerintahkan penduduk di wilayah Khan Younis untuk pindah ke arah barat menuju zona kemanusiaan yang "telah ditentukan" di kawasan Al-Mawasi.
Penduduk lainnnya juga sedang dievakuasi di Gaza utara, dan wilayah tersebut sedang diambil alih, bersamaan dengan perluasan zona penyangga militer di Koridor Netzarim di Gaza tengah, ujar Adraee.
Para pengungsi Palestina mengambil air di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara pada 10 April 2025. (Xinhua/Mahmoud Zaki)
Selain itu, pada Sabtu kemarin kantor media Gaza yang dikelola Hamas menyebutkan bahwa Israel telah menggunakan air sebagai "senjata perang" untuk melakukan "kejahatan pembunuhan massal secara perlahan" terhadap penduduk Gaza.