Akan hal itu, Wamenag mengaku bahwa dirinya adalah praktisi, bukan ahli pidato. Dia lalu berbagi sejumlah praktik baik dan pengalamannya dalam merespons dinamika umat, mulai dari mitigasi framing perang Iran vs Israel sebagai perang agama hingga polemik pengibaran bendera One Piece.
“Saya ini praktisi, bukan ahli pidato. Sebagai praktisi saya punya sejumlah pengalaman,” tegasnya.
Reuni 212 rencanya akan digelar pada 2 Desember 2025 di Monas dengan tema “Revolusi Akhlak untuk Selamatkan NKRI dari Penjahat dan Merdekakan Palestina dari Penjajah".
"Kami bersyukur gerakan keislaman masih melihat Kemenag sebagai bagian dari perjuangan umat. Sinergi ini diharapkan terus terjalin demi Indonesia yang damai," pungkas Wamenag.
Hadir dalam pertemuan ini, Panitia OC dan SC Reuni 212, antara lain Habib Muhammad Husein, Habib Hanif, Habib Ali Bahar, Ustadz Slamet Ma’arif, Ustadz Uus, dan Munarman. Ikut mendampingi Wamenag, Staf Khusus Nona Gayatri Nasution, Tenaga Ahli Junizab Akbar dan Jaka Setiawa, serta Plt Direktur Penerangan Agama Islam Ahmad Zayadi.
Janji Hadiri Reuni 212, Wamenag: Tugas Pemerintah Mengayomi Seluruh Lapisan Masyarakat
Wamenag mengatakan bahwa Panitia Reuni 212 meminta dirinya untuk menyampaikan sambutan tentang Islamophobia.