CARAPANDANG - Ratusan warga negara asing (WNA) pada Sabtu (14/10) memadati gerbang perlintasan perbatasan Rafah, satu-satunya titik penyeberangan antara Mesir dan Jalur Gaza, demi melarikan diri dari wilayah kantong Palestina tersebut.
Israel sedang melancarkan serangan udara besar-besaran yang menyasar Hamas di Gaza sebagai balasan atas serangan terhadap Israel yang dipimpin Hamas sejak 7 Oktober lalu.
"Ratusan WNA, yang beberapa di antaranya merupakan warga negara Amerika Serikat (AS), menunggu selama berjam-jam di depan gerbang perlintasan tersebut, namun akhirnya menyerah karena Mesir menolak untuk mengizinkan mereka menyeberang kecuali ada kesepakatan untuk membawa bantuan ke Gaza," kata seorang sumber di titik penyeberangan itu kepada Xinhua.
Seorang akademisi Palestina berkewarganegaraan AS, yang mengidentifikasi dirinya sebagai Abu Karim, menuturkan kepada Xinhua bahwa dia telah menunggu di penyeberangan itu selama berhari-hari, dengan harapan untuk pergi semakin menipis. Berdiri di samping istri dan tiga anaknya dengan beberapa koper, dia menyampaikan kekhawatiran mendalam terkait ketidakpastian perjalanannya dan peluang mereka untuk dapat meninggalkan daerah tersebut.
Konflik Israel-Hamas telah memasuki hari kedelapan, dengan jumlah korban tewas dari pihak Palestina bertambah menjadi 2.215 orang, sementara 8.714 orang lainnya mengalami luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.