Sepak terjang mereka sudah terbentang panjang sehingga kita tinggal memilih mana di antara ketiganya yang layak untuk memimpin negara berpenduduk 276 juta jiwa ini. Debat capres-cawapres yang dipertontonkan melalui media bisa menjadi bahan tambahan pertimbangan dalam memilih.
Tidak ada istilah seperti 'membeli kucing dalam karung' karena rekam jejak hingga kapasitas kepemimpinan mereka bisa dilihat melalui beragam media. Dengan bekal pengetahuan dan pemahaman masing-masing calon, sudah selayaknya kita memasuki bilik TPS dengan riang gembira.
Ini untuk merayakan sebuah pesta bertajuk kebebasan berdemokrasi ketika tiap individu memakai haknya secara penuh dalam menetapkan pilihan calon wakil rakyat dan capres-cawapres. Bilik suara akan menjadi saksi bisu bagaimana kita, rakyat Indonesia, mengendalikan secara penuh suara yang dimiliki.
Rakyat memiliki hak berdaulat untuk memutuskan siapa saja yang pantas dipercaya untuk mewakili suara mereka di parlemen, baik tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun pusat. Begitu pula siapa capres-cawapres yang pantas untuk bertugas memimpin bangsa ini pada 2024-2029.
Masih ada cukup waktu untuk merenung sejenak dan memastikan kembali bahwa kita tidak akan salah dalam memilih mereka, para wakil rakyat. Juga menentukan pilihan pemimpin yang akan dipilih telah diyakini akan benar-benar cakap untuk membawa bangsa Indonesia melangkah lebih maju dan makin sejahtera.