Hilmar menyebut, dedikasi dan eksistensi Teater Koma memberikan pengaruh positif besar untuk Merdeka Berbudaya. Dukungan terwujudnya Merdeka Berbudaya tersebut menjadi sebab pemajuan kebudayaan yang selaras dengan kehidupan masyarakat.
Roro Jonggrang berkisah tentang Putri Kerajaan Boko yang bersedia menerima lamaran Bandung Bondowoso, seorang Putra Mahkota Kerajaan Pengging, jika mampu memenuhi dua syarat diajukan.
Kedua syarat itu diajukan sebab Kerajaan Pengging adalah penjajah sekaligus pembunuh kedua orang tua Roro Jonggrang. Namun Bandung Bondowoso berlaku curang dengan meminta bantuan lelembut sebab merasa syarat yang diminta sulit dilakukan segera.
Kendati demikian, Roro Jonggrang sebenarnya tidak tulus sepenuhnya ingin dinikahi Bandung Bondowoso. Roro Jonggrang dalam posisi dilema sebab apakah ingin berbuat curang juga agar batal dinikahi Bandung Bondowoso.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ahmad Mahendra, menyampaikam bahwa, semua alur cerita Roro Jonggrang karya Teater Koma menonjolkan kearifan lokal dan kekayaan budaya Indonesia. “Lakon Roro Jonggrang garapan Tetaer Koma mampu terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, tanpa meninggalkan identitas budaya,” ucap Mahendra.