“Situasi ini dinilai sangat berisiko, terutama bagi ibu hamil yang memerlukan pemeriksaan rutin, bayi dan balita yang rentan terhadap penyakit infeksi di pengungsian. Lalu untuk kelompok lansia juga sangat membutuhkan obat harian, serta penyandang disabilitas yang memerlukan pendampingan khusus,” ucap Agus.
Saat ini, Kementerian Kesehatan memprioritaskan pemulihan layanan kesehatan dasar hingga penyediaan obat-obatan di kabupaten/kota yang terdampak paling parah. Pendataan kelompok rentan terus dilakukan untuk memastikan distribusi bantuan tepat sasaran.
Sementara, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Benjamin Paulus memastikan pelayanan kesehatan tetap berjalan bagi warga Sumatera terdampak bencana. Ia berfokus untuk mendistribusikan obat-obatan, logistik, alat kesehatan serta memberikan dukungan bagi RS swasta yang tidak terdampak.
“Total faskes yang terdampak itu 31 rumah sakit, 156 puskesmas dengan rincian Aceh 13 rumah sakit, puskesmasnya 122. Lalu Sumatera Utara 18 rumah sakit dan 22 puskesmas, dan Sumatera Barat 9 puskesmas," kata Wamenkes Benjamin.