"Makanya, berbagai macam upaya sedang kami ajukan demi mendapatkan data yang akurat. Namun, memang ada sebagian yang memilih bertahan dan menolak dievakuasi," ujarnya.
Yudha menuturkan untuk jumlah WNI yang memilih bertahan memang angkanya naik turun. Ada yang ingin dievakuasi tapi kemudian membatalkan diri, karena ingin tetap tinggal di Suriah.
"Sekali lagi tentu tanggung jawab dari pemerintah adalah mengevakuasi warga negara kita yang ada di wilayah konflik ke tempat yg lebih aman. Namun, pilihan untik ikut dievakuasi itu kembali kepada masing-maaing individu," kata Yudha.
Pasalnya, Yudha menegaskan, pihaknya tidak bisa memaksa mereka untuk ikut dievakuasi. Alasannya rata-rata mereka ada yang merasa sudah aman dan ada jaminan dari pihak kampus bagi yang berstatus mahasiswa.
"Kebanyakan juga dari pihak kampus, jadi rata-rata memang mahasiswa yang memilih menetap tinggal disana. Dan kami tidak bisa memaksa," ucapnya.
Seperti diketahui ekskalasi konflik di Suriah meningkat beberapa pekan ini, Rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang sudah berlangsung sejak tahun 2000 digulingkan. Kemlu melalui KBRI di Suriah mendatang WNI untuk dievakuasi dan dipulangkan.