CARAPANDANG - Kementerian Sosial meluncurkan kompor inovasi yang ramah lingkungan berbahan limbah sawit. Kompor tersebut sebagai solusi untuk mengatasi mahalnya harga gas elpiji dan mulai digunakan di Desa Seuneubok Simpang, Kecamatan Darul Aman, Kabupaten Aceh Timur.
Menteri Sosial Tri Rismaharini saat mengunjungi Desa Seuneubok, Rabu (28/2) mengatakan, sebelumnya masyarakat desa mengeluh karena sulit mendapatkan gas elpiji tiga kilogram dan kalaupu ada, harganya sangat mahal. Mengetahui hal tersebut Mensos kemudian membentuk tim dan menjalin kerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Setelah tim Kemensos dan IPB terjun ke lokasi, kemudian diputuskan untuk menggunakan bahan bakar yang tersedia melimpah di desa yakni limbah buah sawit, terutama yang sudah membusuk. "Dari pada terbuang, limbah sawit lebih baik digunakan untuk bahan bakar," kata Mensos Risma.
Adapun kompor yang digunakan hasil rancangan IPB. "Tetapi karena desainnya sederhana, bisa dibuat di sini sehingga berhasil menggerakan perekonomian masyarakat desa," kata Mensos Tri Rismaharini.
Ketua Forum Keserasian Sosial (FKS) Desa Seuneubok Simpang, Kafriyadi mengatakan, kompor inovatif sudah diuji coba sejak September 2023 dan hasilnya sangat memuaskan. "Masyarkat tidak lagi mengeluarkan biaya mahal untuk membeli gas elpiji karena bahan bakar berupa sawit tersedia melimpah di sini,” ujarnya.