CARAPANDANG - Eks korban penyalahgunaan NAPZA kerap menerima stigma negatif masyarakat meskipun sudah tidak lagi menjadi pengguna.
Akibatnya, banyak yang kesulitan mendapatkan pekerjaan layak untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan keluarga.
Eks korban penyalahgunaan NAPZA ini merupakan salah satu kelompok rentan yang menjadi sasaran rehabilitasi sosial Kementerian Sosial RI.
Untuk bertahan hidup, para eks korban penyalahgunaan NAPZA (KP-NAPZA) membuka usaha kecil-kecilan seperti kelontong, minuman dingin dan kekinian, dan lainnya.
“Mereka memang menyampaikan keinginan meningkatkan taraf hidup secara ekonomi. Dan berkomitmen mengubah perilaku supaya tidak lagi kembali seperti dulu,” kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha Sentra Wyata Guna Iis Lisnawati saat ditemui pada kegiatan penyerahan bantuan ATENSI (Asistensi Rehabilitasi Sosial) kepada 18 eks KP-NAPZA di Lembang, Bandung Barat, Rabu (23/8).
Pada usaha berskala kecil, mereka kerap kekurangan sarana pendukung usaha, seperti berjualan es alat pendingin yang mumpuni dan tanpa gerobak.
"Ada yang jualan es. Dia jualan di dekat pom bensin itu udah lumayan punya pelanggan. Cuma dia tidak punya gerobak. Dia kemarin menyampaikan pengin dibantu untuk gerobaknya sekaligus freezer-nya karena di rumah nggak ada, hanya termos es," ujar Iis.