CARAPANDANG - Total kerugian properti dan modal oleh dua kebakaran hutan terbesar di Los Angeles mencapai US$164 miliar (Rp2.679,5 triliun). Itu merupakan laporan terbaru dari University of California, Los Angeles (UCLA), dikutip dari Xinhua, Jumat (7/2/2025).
Laporan tersebut menyebutkan, kerugian yang diasuransikan mencapai US$ 75 miliar (Rp1.225,4 triliun). Laporan tersebut disusun oleh ekonom UCLA Anderson Forecast, Zhiyun Li dan William Yu.
Kebakaran ini juga diperkirakan akan menyebabkan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) Los Angeles County. Penurunan tersebut diperkirakan sebesar 0,48 persen pada 2025, nilainya mencapai US$4,6 miliar (Rp75,1 triliun).
Total kerugian upah bagi bisnis dan pekerja di daerah terdampak mencapai US$297 juta (Rp4,8 triliun). Laporan ini menyoroti pentingnya investasi dalam mitigasi kebakaran hutan, untuk mengurangi dampak ekonomi dan sosial di masa depan.
Tanpa langkah pencegahan yang efektif, warga California akan menghadapi premi asuransi yang semakin mahal. Warga California juga akan menghadapi meningkatnya risiko kesehatan, akibat polusi kebakaran hutan.
Pasar perumahan di Los Angeles, khususnya untuk unit sewa, diperkirakan akan semakin tidak terjangkau. Bulan lalu, hutan Los Angeles County terbakar, menewaskan 28 orang, dan menghancurkan lebih dari 16 ribu bangunan.