CARAPANDANG - Para menteri luar negeri Uni Eropa (EU) pada Kamis berkumpul untuk membahas isu-isu terkini yang mendesak untuk diatasi, termasuk penarikan Rusia dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam, hubungan dengan Beijing, dan aksesi Turki ke dalam EU.
"Turki kembali menjadi agenda (pembahasan). Kami juga akan membahas bagaimana hubungan kami dengan Turki," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell dalam sambutannya menjelang Pertemuan Dewan Urusan Luar Negeri.
"Ini adalah pertama kalinya kita akan membahas tentang Turki setelah beberapa bulan," sambung dia. Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan, saat menghadiri pertemuan ASEAN di Indonesia pada pekan lalu, mengatakan bahwa Ankara ingin menghidupkan kembali proses negosiasi aksesi EU dan memasukkan agenda-agenda Eropa ke dalam pendekatan politik negaranya.
“Pertama-tama kita harus melihat modernisasi Serikat Pabean EU-Turki dan juga masalah visa,” ujar Fidan. Serikat Pabean adalah perjanjian antara dua negara atau lebih untuk menghilangkan hambatan perdagangan berupa pengurangan atau peniadaan bea masuk.
Pembicaraan terkait Serikat Pabean antara EU dan Turki, yang ditandatangani pada 1995, sudah lama terhenti. Pelonggaran aturan visa dari negara-negara kawasan Schengen bagi warga negara Turki juga belum ada kemajuan.