Laporan: Hamid Toliu
POHUWATO, CARAPANDANG - Lahir dari keturunan yang berada, tak membuat seorang Mikson Yapanto untuk berleha-leha dan "semau gue" tanpa merasakan sulitnya mengais rejeki untuk mendapatkan semua itu.
Karena semasa kecil ia ditempa dengan didikan militer yang keras dan dengan kedisiplinan yang tinggi oleh kakeknya yang merupakan seorang Veteran (Pejuang Kemerdekaan) di Desa Torosiaje Laut, Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato.
Sedari kecil orangtuanya juga membiasakannya untuk bergaul dengan anak-anak yang lain dari kalangan mana saja, dan ia juga diajarkan untuk berusaha sendiri dengan berjualan Gula-Gula Soba (bahan dasarnya Gula Merah) yang ia bikin sendiri lalu kemudian dijual di Sekolahnya.
Bayangkan saja, Ia sudah dilatih berenang baru berusia dibawah 5 Tahun, dan lebih parahnya lagi, ia juga diajak oleh Kakeknya ke Laut untuk mengarungi ganasnya ombak Teluk Tomini, serta ia juga telah diajarkan berpuasa pada umur segitu dan setiap hari berjalan kaki dari Desa Torosiaje ke Ibu Kota Kecamatan Popayato yang jauhnya puluhan Kilometer sambil menahan lapar dan dahaga karena sedang dilatih berpuasa.
Dan ketika dirinya beranjak remaja sampai menginjak usia dewasa, Mikson Yapanto langsung pergi merantau ke Kota-Kota Besar dan merasakan kerasnya kehidupan di Kota Makassar hingga merasakan kejamnya persaingan di Ibukota Jakarta.