Tekanan ekonomi ini membuat banyak warga Turkiye sangat bergantung pada kartu kredit untuk pengeluaran esensial, hingga mengaburkan batasan antara kesalahan dalam mengelola keuangan dan strategi bertahan hidup yang memang diperlukan.
Pemerintahan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan telah mengambil langkah untuk mengatasi krisis inflasi, menunjuk sebuah tim ekonomi baru yang menaikkan suku bunga secara tajam dan meluncurkan perombakan ekonomi besar-besaran. Langkah-langkah tersebut telah memperlihatkan beberapa dampak, dengan tingkat inflasi tahunan turun menjadi 52 persen pada Agustus tahun ini, dibandingkan puncaknya pada Mei lalu yang tercatat di angka 75 persen.
Namun, perbaikan ekonomi makro ini dianggap terlambat oleh banyak warga Turkiye. Gokhan Ozel, seorang pemilik usaha kecil berusia 25 tahun di Ankara, mencontohkan kesulitan yang sedang dialaminya.
"Saya punya lima kartu kredit, dan saya menghadapi tuntutan hukum akibat utang yang berkepanjangan," tuturnya. Kisah Ozel itu menjadi pengingat tentang dampak ketidakstabilan ekonomi pada warga Turkiye.