IDF menyatakan bahwa serangan mereka menargetkan fasilitas militer milik Houthi, tetapi kelompok tersebut bersikeras bahwa target yang diserang adalah fasilitas sipil. Serangan Israel ini dilaporkan menewaskan sembilan orang, menurut Houthi.
Eskalasi tidak berhenti di situ. Setelah serangan rudal Houthi di Jaffa, pesawat tempur Amerika Serikat dan Inggris melakukan gelombang serangan udara besar-besaran ke wilayah Yaman pada akhir pekan.
Di tengah serangan tersebut, Angkatan Laut AS secara tidak sengaja menembak jatuh jet tempur F/A-18 miliknya sendiri dalam insiden "friendly fire" di atas Laut Merah. Pentagon mengonfirmasi insiden ini pada Minggu, sementara Houthi mengeklaim bahwa salah satu rudal mereka yang menembak jatuh jet tersebut.
Secara resmi dikenal sebagai gerakan Ansar Allah, Houthi telah menjadi faksi militer dominan di Yaman dalam beberapa tahun terakhir di tengah perang saudara yang terus berlangsung. Ketika Israel mendeklarasikan perang terhadap Hamas dan mulai membombardir Gaza pada Oktober lalu, Houthi meningkatkan serangan terhadap pengiriman barang yang terkait Israel di Laut Merah, berusaha memblokade negara Yahudi tersebut.
AS dan Inggris telah melakukan serangan udara terhadap Houthi selama berbulan-bulan untuk mematahkan blokade ini. Namun, ketegangan terus meningkat dengan kedua belah pihak saling melancarkan serangan.