CARAPANDANG - Logitech International SA, pembuat keyboard, webcam, dan aksesori komputer lainnya dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 300 karyawan dalam upaya untuk reorganisasi global.
Dilansir dari Bloomberg, Kamis (23/3/2023), langkah perusahaan asal Swiss ini sejalan dengan upaya perampingan di seluruh industri teknologi.
Setelah ledakan pandemi, ketika periferal komputer diminati selama mandat bekerja dari rumah, pendapatan anjlok. Pendapatan Logitech anjlok 22 persen dari tahun sebelumnya pada kuartal ketiga tahun fiskal 2023, menjadi US$1,3 miliar.
"Sangat disayangkan, sejumlah karyawan kami terkena dampak dari perubahan ini," ujar Nicole Kenyon, juru bicara Logitech.
Perusahaan mengaitkan kemerosotan tersebut dengan lingkungan ekonomi makro yang lebih luas dan "belanja perusahaan dan konsumen yang lebih rendah," kata Chief Executive Officer Bracken Darrell dalam laporan bulan Januari lalu.
Perusahaan juga memangkas proyeksi untuk tahun ini, saat ini pun Logitech memiliki 8.200 karyawan pada Maret 2022.
Logitech pun pada Januari 2023 mempekerjakan kepala keuangan baru, Charles Boynton.
Bukan hanya Logitech, Amazon.com Inc, salah satu e-commerce terbesar di dunia bakal kembali memangkas 9.000 karyawan.
Keputusan tersebut menambah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang telah melanda sektor teknologi.