CARAPANDANG.COM - Pemerintah saat ini terus berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada impor minyak dan produk minyak yakni Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya bensin.
Salah satu upaya yang tengah didorong pemerintah untuk dikembangkan yaitu bioetanol, bahan bakar barbasis tanaman seperti tetes tebu (molase).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, selain dapat menurunkan impor produk BBM, program bioetanol sebagai campuran BBM jenis bensin dapat mengurangi emisi gas rumah kaca.
"Kita kan sekarang berencana ini mau mendorong segera bioetanol masuk menggantikan bensin. Supaya polusi udara ini juga bisa dikurangin cepat. Karena sulfur yang ini kan hampir 500 ppm. Kita mau sulfurnya itu 50 ppm," kata Luhut dari akun Instagramnya, dikutip Kamis (11/7/2024).
Luhut membeberkan, saat ini PT Pertamina (Persero) selaku perusahaan migas pelat merah tengah menyiapkan pengembangan produk bahan bakar ramah lingkungan tersebut.
"Nah kalau ini semua berjalan dengan baik itu dari situ saya kira kita bisa menghemat lagi," katanya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan rencana pemberlakuan program pencampuran bioetanol untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin secara nasional masih dalam tahap persiapan.
Menurutnya, saat ini pemerintah masih menunggu kesiapan PT Pertamina (Persero) untuk menjalankan rencana ini.