Karena mereka telah memiliki branding, lanjutnya, mereka akan masuk ke era pemasaran baru. “Yang dulu, mungkin cara berjualannya dari bus ke bus (antarkota). Saat ini, mereka akan menjual produk dengan model baru,” kata perempuan yang sebelumnya sukses membina ibu-ibu melalui Pahlawan Ekonomi di Surabaya ini.
Sebut saja, penerima program PENA asal Depok, Nurmawati. Perempuan 46 tahun yang dikenal dengan ‘Nurma Jahit’ lantaran kreativitasnya dalam menjahit dan membuat karya dari sisa kain perca, menjual produk kriya dengan nama Tartik Collection.
Sebelumnya, produk kriyanya hanya dikemas dalam plastic zipper bening, dilengkapi print out nama brand dengan desain sederhana. Kini, dengan sentuhan tangan-tangan ajaib desainer, kemasan produknya dipercantik menggunakan pouch, dengan sleeve branding dan brand tag. Produk kriya Tartik Collection pun tampak lebih mentereng.
Nurma pun tidak menyangka kesiapannya untuk graduasi atau keluar dari kemiskinan dibarengi dengan fasilitasi branding dan packaging untuk produknya dari Kemensos.
“Masya Allah, rejeki luar biasa karena saya nggak nyangka dibantu didesainkan untuk produk kriya saya. Saya pikir, setelah graduasi sudah stop di situ, tapi ternyata Kemensos masih memberikan fasilitas menaikkan branding supaya produk kita bisa naik kelas,” ungkapnya.