Beranda Internasional Menyusul Japan, Tanda Resesi Seks Muncul di Eropa

Menyusul Japan, Tanda Resesi Seks Muncul di Eropa

Anjloknya angka kelahiran adalah salah satu masalah besar yang sedang melanda banyak negara di dunia. Saat ini, Italia menjadi salah satu negara yang mengalami fenomena yang menjadi salah satu indikasi resesi seks tersebut.

0
2,105
Ilustrasi | Istimewa

CARAPANDANG - Anjloknya angka kelahiran adalah salah satu masalah besar yang sedang melanda banyak negara di dunia. Saat ini, Italia menjadi salah satu negara yang mengalami fenomena yang menjadi salah satu indikasi resesi seks tersebut.

Resesi seks diperkirakan akan membuat populasi sekolah di salah satu negara Eropa itu menyusut satu juta orang dalam dekade mendatang. Prediksi suram ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan Giuseppe Valditara pada Kamis (11/5/2023).

Valditara mengatakan jumlah siswa akan turun menjadi 6 juta pada tahun akademik 2033-2034 dari 7,4 juta pada tahun 2021, dengan 110.000-120.000 lebih sedikit siswa yang memasuki ruang kelas setiap tahun.

"Skenarionya mengkhawatirkan," kata Valditara dalam pesan video ke konferensi tentang krisis tersebut, mengutip Reuters.

Penurunan tajam siswa juga dapat menyebabkan jumlah guru turun menjadi 558.000 pada tahun 2033/2034 dari lebih dari 684.000 saat ini, tambah Valditara.

Valditara memperingatkan penurunan itu juga akibat para profesional meninggalkan negara itu untuk mencari pekerjaan yang lebih baik di luar negeri.

"Jika tren demografis tetap seperti sekarang ini, dalam 30 tahun akan ada 5 juta lebih sedikit (Italia) dan kita akan kehilangan 2 juta anak muda," tambahnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here