Lonjakan pada hari ini ditopang oleh keputusan The Fed. Bank sentral paling super power di dunia tersebut memang tetap mengerek suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,0-5,25% pada Rabu (3/5/2023).
The Fed juga belum mengisyaratkan akan segera melunak dengan memangkas suku bunga. Namun, Chairman The Fed Jerome Powell mengisyaratkan akan mengakhiri kenaikan suku bunga.
Sebagai catatan, The Fed telah menaikkan suku bunga sebanyak 10 kali sejak Maret tahun lalu setelah inflasi AS melambung.
Suku bunga saat ini adalah yang tertinggi sejak 2006 atau 12 tahun terakhir.
Tai Wong, analis independen emas, menjelaskan harga emas melonjak karena The Fed mengisyaratkan akan menghentikan kenaikan suku bunga.
Dengan tidak adanya kenaikan maka dolar AS diharapkan akan melemah dan yield surat utang pemerintah AS akan melandai. Kondisi tersebut akan menguntungkan emas karena dolar semakin terjangkau untuk investasi.
Di sisi lain, emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan yield hanya merugikan emas.
"Emas tetap naik meski ada pernyataan hawkish dari Powell. Pasar melihat jika The Fed akan segera menghentikan suku bunga," tutur Tai Wong, dikutip dari Reuters.
Analis Standard Chartered, Suki Cooper, mengatakan harga emas tetap terbang karena krisis perbankan dan utang pemerintah AS.
"Pasar sangat khawatir dengan krisis perbankan regional AS dan persoalan pfaon utang pemerintah AS. Kondisi ini membuat emas untung," tutur Suki.