CARAPANDANG - Harga minyak menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), terangkat ke level tertinggi dalam lebih dari setengah tahun dan menghentikan penurunan dua minggu berturut-turut, didukung oleh ekspektasi pengetatan pasokan.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November bertambah 1,66 dolar AS atau 1,9 persen, menjadi menetap pada 86,49 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Sebelumnya minyak Brent sempat naik ke tertinggi sesi 88,75 dolar AS per barel, tertinggi sejak 27 Januari.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Oktober meningkat 1,39 dolar atau 1,7 persen, menjadi ditutup di 85,02 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sebelumnya WTI sempat naik menjadi 85,81 dolar AS per barel, tertinggi sejak 16 November.
Brent naik sekitar 4,8 persen minggu ini, kenaikan terbesar dalam seminggu sejak akhir Juli. WTI menguat sebesar 7,2 persen dalam minggu ini, kenaikan mingguan terbesar sejak Maret.
Arab Saudi diperkirakan akan memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga Oktober, memperpanjang pembatasan pasokan yang dirancang oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, untuk mendukung harga.