CARAPANDANG - Harga minyak mentah menguat sekitar dua persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena pasar mempertimbangkan pemotongan pasokan Agustus oleh eksportir utama Arab Saudi dan Rusia terhadap prospek ekonomi global yang lemah.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September terangkat 1,60 dolar AS atau 2,14 persen, menjadi menetap pada 76,25 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Agustus diperdagangkan 1,44 dolar AS lebih tinggi pada 71,23 dolar AS per barel. Tidak ada penyelesaian untuk perdagangan WTI karena pasar AS libur.
Arab Saudi pada Senin (3/7/2023), mengatakan akan memperpanjang pengurangan produksi sukarela sebesar 1 juta barel per hari (bph) hingga Agustus sementara Rusia dan Aljazair secara sukarela menurunkan tingkat produksi dan ekspor Agustus masing-masing sebesar 500.000 barel per hari dan 20.000 barel per hari.
Jika diterapkan sepenuhnya, itu akan menghasilkan pengurangan gabungan sebesar 5,36 juta barel per hari mulai Agustus 2023. Bahkan, mungkin lebih karena beberapa negara dalam kelompok produsen OPEC+ tidak dapat memenuhi kuota produksi mereka, kata analis PVM Tamas Varga.
Pemotongan total sekarang mencapai lebih dari 5 juta barel per hari, atau 5,0 persen dari produksi minyak global.