CARAPANDANG - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa pemilihan presiden Venezuela kekurangan transparansi dan integritas dasar. Pernyataan ini sejalan dengan kritik yang sebelumnya disampaikan oleh Carter Center, yang menilai pemilihan tersebut tidak dapat dianggap demokratis.

Kedua organisasi tersebut mengecam Dewan Pemilihan Nasional Venezuela (CNE) karena mengumumkan Nicolás Maduro sebagai pemenang tanpa merilis rincian hasil pemungutan suara. Kepala hak asasi manusia PBB sebelumnya juga memperingatkan tentang adanya iklim ketakutan yang disebabkan oleh penahanan sewenang-wenang setelah pemilihan.

Melansir dari BBC News, pemerintah Venezuela melaporkan lebih dari 2.400 orang telah ditahan sejak 29 Juli ketika hasil dari pemilihan diumumkan. "Sangat mengkhawatirkan bahwa begitu banyak orang yang ditahan, dituduh, atau didakwa dengan tuduhan hasutan di bawah undang-undang anti-terorisme,” kata Volker Türk, Kepala Hak Asasi Manusia PBB pada hari Selasa (13/8/2024).

Pada hari Selasa (13/8/2024), sebuah panel ahli PBB yang diundang oleh CNE untuk mengamati pemilihan mengeluarkan hasil awal mereka. Para ahli menyimpulkan bahwa pemungutan suara berlangsung dalam suasana yang sebagian besar damai dan secara logistik diorganisir dengan baik.