Sekadar mengingatkan, konfrontasi berdarah dalam masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang berlangsung sejak 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949, pasca jatuhnya Ibukota Negara Republik Indonesia, berlangsung di Limapuluh Kota.
Salah satu peristiwa yang terjadi 75 tahun silam, yakni pada 10 Juni 1949, telah membumihanguskan Koto Tuo sehingga akhirnya dijuluki dengan sebutan Koto Tuo Lautan Api. Saat itu hari Jumat, tentara Belanda memasuki Nagari Koto Tuo. Selama 3 jam di sana, mulai pukul 10.00 hingga jam 13.00 WIB, sedikitnya 113 buah rumah masyarakat ludes dilalap si jago merah akibat dibakar para tentara Belanda.
Koto Tuo Lautan Api satu peristiwa dari tujuh peristiwa heroik semasa PDRI. Peristiwa lainnya adalah konsolidasi komando Sumatera Kolonel Hidayat yang mengutus anak buahnya untuk menyiapkan pusat pertahanan di Kototinggi, Kecamatan Gunuang Omeh pada 19 Desember 1948. Lalu ada peristiwa pengumuman kabinet PDRI di Halaban 22 Desember 1948. Markas Gubernur Militer di Nagari Kototinggi diserang Belanda dan masyarakat Jorong Ikan Banyak di Kanagarian Pandam Godang yang melancarkan perlawanan di Titian Dalam sehingga menggugurkan 9 Syuhada pada 10 Januari 1949.