CARAPANDANG - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, Anderyan Noor, mendukung imbauan untuk menampilkan running text (tulisan bergerak) pada siaran televisi selama azan Magrib. Penayangan running text ini akan dilakukan bersamaan dengan Misa yang dipimpin oleh Paus Fransiskus pada Kamis (5/9/2024).

Anderyan menganggap langkah ini sebagai bentuk toleransi antarumat beragama dan penghormatan kepada umat Katolik yang beribadah, mengingat tidak semua bisa hadir langsung.

"Oleh karena itu, azan elektronik (melalui televisi) dan bukan suara langsung dari masjid, dianggap cukup. Azan di masjid akan tetap berkumandang sebagai seruan salat yang sebenarnya. Lagipula, dari 365 hari, tidakkah kita bisa menghormati saudara kita untuk beribadah hanya sehari saja?" ujar Anderyan dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/9/2024).

Di sisi lain, Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Riyan Betra, berpendapat bahwa imbauan tersebut merupakan bagian dari praktik toleransi. Oleh karena itu, penggantian azan Magrib di televisi dengan running text tidak menjadi masalah.

Yang terpenting, menurutnya, adalah azan Magrib yang tetap dikumandangkan di masjid-masjid. Ini merupakan langkah toleransi beragama yang konkret untuk menghormati umat Katolik, yang harus disikapi dengan bijaksana.

"Saya rasa kita sudah memiliki pengalaman yang cukup dalam mempraktikkan toleransi beragama. Hal seperti ini tidak seharusnya menjadi masalah, karena ini adalah bagian dari praktik toleransi," tuturnya.