Perlunya keterlibatan pemangku kepentingan, seperti partisipasi penduduk yang berada di kawasan pesisir sangat penting. Supaya, program penanaman mangrove dapat mencapai target yang telah ditentukan dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap antisipasi kenaikan muka air laut.
Dikutip dari situs resmi Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) melakukan program rehabilitasi mangrove dengan target rehabilitasi seluas 199.675 hektar pada 2023. Program terssebut juga melibatkan pembentukan Desa Mandiri Peduli Mangrove (DMPM) dan penguatan DMPM.
“Kesadaran masyarakat menjadi sangat penting dalam implementasi program greenbelt,” kata Noir.
Tak hanya itu, keterlibatan perusahaan milik negara juga disinyalir akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap perlindungan bibir pantai dari dampak negatif perubahan iklim yang terjadi. Sehingga, dapat mencegah sejumlah wilayah pesisir pantai yang rawan terdampak kenaikan muka air laut.
Seperti yang dikutip dari laman PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) telah melakukan penanaman mangrove di Pantai Ujung Ori Indramayu pada 14 Maret 2023 sebanyak 1.000 bibit mangrove, melakukan penanaman puluhan ribu bibit mangrove di Pulau Harapan pada 7 September 2023, dan melakukan penanaman 37.000 mangrove di Kepulauan Seribu pada 6 September 2023.