CARAPANDANG - Peneliti pencemaran laut Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Reza Cordova mengajak para pemangku kepentingan (stakeholder) untuk bergerak bersama melokalisir sampah-sampah dari sungai maupun laut, sebelum bermuara di Hutan Mangrove Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara.
"Kenapa seperti itu? Memang dari hasil penelitian kami menyatakan wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara sampah plastik kurang lebih satu ton per harinya yang masuk ke Teluk Jakarta," kata Reza dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan sampah-sampah itu mesti dicegat sebelum bermuara ke laut, karena jika sudah sampai ke laut, sampah itu akan terakumulasi ke pinggir daratan Jakarta yang memiliki banyak mangrove.
Pinggir daratan Jakarta di kawasan Muara Angke, Penjaringan adalah kawasan terakhir bagi mangrove di Jakarta Utara karena perairan tersebut baik dalam mengikat akar tanaman tersebut selama pertumbuhannya.
"Muara Angke ini wilayah mangrove yang memang bisa kita bilang kawasan terakhir mangrove yang ada di Jakarta Utara," kata Reza.
Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian BRIN, kata Reza, pihaknya memperkirakan sampah yang terperangkap di Hutan Mangrove Muara Angke itu bersumber dari wilayah yang tidak jauh.
Jaraknya sekitar 10 sampai 30 kilometer. "Jadi kalau dalam hal ini (tempat sampah bermuara), ada di Kaliadem, kemudian sekitarnya ada Kali Pluit, kemudian sampai Kali Marunda," kata Reza.