Tekanan terhadap Amorim semakin besar. Selama babak pertama, ia harus menahan malu mendengar nyanyian "dipecat besok pagi" dari para pendukung tuan rumah. Situasi ini bahkan lebih memalukan daripada yang ia alami musim lalu, musim yang ia gambarkan sebagai "mungkin yang terburuk" dalam sejarah klub. Blunder fatal dari Onana semakin memperburuk keadaan.
Bagi Grimsby, ini adalah malam yang akan tercatat dalam sejarah. Mengalahkan raksasa sekelas United adalah sebuah dongeng yang menjadi kenyataan. Kemenangan ini bukan hanya soal lolos ke babak berikutnya, tetapi juga tentang kebanggaan, pembuktian, dan kenangan abadi bagi para pemain dan pendukung mereka.
Bek Grimsby Town Tyrell Warren, yang juga pencetak gol, mengungkapkan perasaannya. "Luar biasa. Sungguh tidak nyata. Saya kehabisan kata-kata," ujarnya kepada ITV.
Mengenai gol pertamanya untuk klub, yang dicetak ke gawang mantan tim akademinya, ia menambahkan, "Sudah lama dinantikan. Kami terus berusaha mencari area untuk mencetak gol. Secara pribadi, saya merasa seharusnya bisa mencetak lebih banyak gol. Momen yang sangat tepat untuk mencetak gol."
Ketika ditanya mengenai adu penalti yang panjang, Warren mengaku tegang. "Itu berlangsung sangat lama. Di luar sana dingin, saya menggigil. Saya adalah penendang terakhir (dalam satu putaran). Saya hanya ingin mencetak gol dan menjaga pertandingan tetap berjalan."