Rusia, yang memiliki hubungan dengan Israel, Palestina, dan kelompok-kelompok seperti Hamas dan Hizbullah, Iran dan negara-negara besar Arab, berulang kali menyalahkan Amerika Serikat karena mengabaikan nasib rakyat Palestina sehingga menebarkan kekacauan di Timur Tengah.
"Tragedi besar yang dialami Israel dan Palestina saat ini adalah akibat langsung dari kebijakan salah Amerika Serikat di Timur Tengah," kata Putin. "Amerika, bersama dukungan satelit-satelitnya di Eropa, berusaha memonopoli" proses perdamaian Timur Tengah, lanjut Putin.
Rusia meningkatkan hubungan dengan Israel setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991 dan Israel berhati-hati da mengkritik secara terbuka Rusia atas invasi di Ukraina pada 2022, yang telah menyebabkan ratusan ribu orang tewas atau terluka.
Sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, baik Kiev maupun Moskow berusaha membandingkan peristiwa di Timur Tengah dengan perang di Ukraina. Kiev menyamakan Moskow dengan Hamas, sementara Rusia mengatakan Barat mengabaikan nasib Palestina sambil mendukung Israel.
"Lebih dari satu juta orang dari Gaza dipaksa mengungsi atas tuntutan tentara Israel. Namun semua 'mitra Barat' diam saja," kata mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev. "Saya membayangkan bagaimana reaksi mereka (negara-negara Barat) bila ada permintaan serupa kepada rezim Kiev agar mengevakuasi salah satu kota besarnya," lanjut Medvedev.