CARAPANDANG - Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza menjadi harapan satu-satunya warga Palestina di Gaza utara di tengah meningkatnya serangan Israel ke daerah kantong tersebut, yang telah dibombardir tanpa henti sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023.
Relawan organisasi kemanusiaan MER-C, Fikri Rofiul Haq, mengatakan banyak korban jiwa dan korban luka-luka yang dilarikan ke RS Indonesia karena rumah sakit tersebut merupakan satu-satunya rumah sakit dengan fasilitas yang cukup memadai di Gaza utara.
"RS Indonesia merupakan rumah sakit terbesar di Gaza utara, sehingga banyak korban lukaluka maupun meninggal dilarikan ke sini," kata Fikri dilansir dari ANTARA dari Jakarta, Sabtu.
Namun, RS Indonesia di Jalur Gaza saat ini sedang mengalami krisis energi akibat tidak adanya aliran listrik. RS itu kini hanya mengandalkan dua generator untuk menjalankan kegiatannya.
Sayangnya, satu dari dua generator tersebut rusak, sedangkan satu generator yang masih berfungsi terkendala pasokan bahan bakar yang terbatas.
Terbatasnya bahan bakar disebabkan oleh blokade Israel yang membuat pasokannya tidak dapat masuk ke Jalur Gaza.
"RS Indonesia sebenarnya mempunyai panel surya, tetapi itu hanya bisa menyala siang hari dan kekuatan listriknya tidak bisa menghidupkan semua (peralatan rumah sakit), sehingga satu generator itu selalu menyala 24 jam," ucap Fikri.