Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memaparkan arah kebijakan moneter untuk 2025. Langkah-langkah strategis ini mencakup penguatan nilai tukar rupiah, kebijakan suku bunga, dan inovasi dalam sistem pembayaran yang inklusif.
Menurut Head of Treasury & Financial Institution Bank Mega, Ralph Birger Poetiray, pelemahan DXY baru-baru ini mencerminkan koreksi wajar setelah kondisi overbought. "Sentimen global yang membaik dan fundamental ekonomi domestik yang kokoh menjadi faktor utama penguatan rupiah menjelang akhir tahun," jelas Ralph.
Selain itu, situasi geopolitik yang mereda, seperti gencatan senjata dalam konflik Israel-Hizbullah, turut memberikan dorongan positif bagi pasar keuangan Asia, termasuk Indonesia.
Dengan kebijakan moneter yang proaktif dan stabilitas ekonomi yang terjaga, rupiah diprediksi tetap menguat hingga akhir 2024, memberikan harapan baru bagi perekonomian nasional.