Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto menganggap pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi berkurangnya ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).
Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong memperkirakan nilai tukar (kurs) rupiah melemah usai Federal Reserve (The Fed) bernada lebih hawkish dari perkiraan dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).
Nilai tukar rupiah masih melemah terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan Rabu pagi. Meski penurunan rupiah tipis hanya satu poin menjadi Rp16.860 per dolar AS.
Nilai tukar diperkirakan masih akan melanjutkan pelemahannya terhadap dolar AS hari ini. Pada penutupan perdagangan Rabu kemarin, rupiah turun 0,06 persen atau 10 poin menjadi Rp16.837 per dolar AS.
Analis Bank Woori Saudara Rully Nova menilai, pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi pemberlakuan tarif impor tambahan sebesar 50 persen dari Amerika Serikat (AS) terhadap barang-barang dari China.