Mereka mengizinkan Israel untuk menceritakan peristiwa-peristiwa dari sudut pandangnya, tetapi membatasi suara warga Palestina.
Perusahaan-perusahaan media sosial telah menerapkan pembatasan yang lebih ketat terhadap konten berbahasa Arab, tetapi tidak menerapkan pembatasan serupa terhadap konten berbahasa Ibrani, katanya.
“Sensor dan pembatasan konten di internet sama bahayanya dengan aktivitas fisik militer. Tanpa akuntabilitas atau tanggung jawab, penyaringan konten menambah agresi dan kejahatan nyata terhadap warga,” kata Sada Social