"Jika kita melihat pasukan DPRK bergerak ke garis depan, mereka adalah pihak yang berperang bersama," kata Singh, menggunakan akronim untuk Republik Rakyat Demokratik Korea, atau Korea Utara. "Ini adalah perhitungan yang harus dilakukan Korea Utara," tuturnya, dilansir Associated Press, Selasa (29/10/2024).
Respons Rusia
Menanggapi situasi ini, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menanggapi santai pernyataan Rutte, dan menekankan bahwa Moskow dan Pyongyang telah menandatangani pakta keamanan bersama pada bulan Juni lalu.
Namun, Lavrov tidak secara langsung mengonfirmasi keberadaan tentara Korea Utara di Rusia, dengan menyebutkan bahwa instruktur militer Barat juga telah lama dikirim secara diam-diam ke Ukraina untuk melatih penggunaan senjata jarak jauh yang diberikan oleh mitra Barat.
Sementara itu, Ukraina yang berada di bawah tekanan berat di wilayah Donetsk, khawatir dengan perubahan kebijakan Amerika Serikat setelah pemilihan presiden pekan depan. Kemenangan Donald Trump dikhawatirkan dapat mengurangi bantuan militer AS ke Ukraina.
Di Moskow, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa pasukan mereka telah merebut desa Tsukuryne di Donetsk dalam serangan yang berjalan lambat.