“Begitu selesai acara pembukaan, mereka langsung berorientasi menggunakan teleskop yang di Indonesia tidak banyak digunakan. Kemudian dilanjutkan kompetisi-kompetisi. Belum lagi zona waktu di Polandia sangat berbeda dengan Indonesia, tapi alhamdulillah mereka bisa beradaptasi dengan perbedaan waktu,” jelas Hakim.
Hakim juga mengatakan negara pesaing tim dari Indonesia cukup berat. Enam negara yaitu Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Korea Selatan, Jerman, dan Polandia menjadi pesaing bagi Indonesia karena memiliki tradisi pendidikan astronomi di SMA. “Bersyukurnya, anak-anak kami bisa menyuguhkan capaian yang luar biasa, sehingga mereka mendapatkan applause dari seluruh peserta dengan raihan prestasinya, termasuk dua Best International Team yang setara dengan emas. Saya juga senang bisa melihat mereka bisa menyajikan kebudayaan Indonesia pada teman-temannya dan berinteraksi dengan yang lainnya,” lanjut Hakim.
Pada ajang IOAA ke-16 ini, lima siswa Indonesia bersaing dengan 250 peserta dari 52 negara. Selama kompetisi, seluruh peserta menempuh beberapa ronde yaitu Ronde Team Competition, Ronde Teori, Ronde Analisa Data, Ronde Observasi Lapangan, dan Ronde Observasi Planetarium. Pada Ronde Team Competition, dipilih dua tim terbaik di mana setiap timnya terdiri dari lima peserta yang berasal dari negara berbeda.