CARAPANDANG – Wacana pemerintah memberikan izin konsesi tambang untuk perguruan tinggi disambut baik oleh Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof Dr Mohammad Nasih.
Dia mengakui bahwa dalam mengelola bisnis tambang bukan hal yang mudah. Namun, jika ini diniatkan untuk hal yang baik pihaknya menyambut dengan tangan terbuka.
"Kalau kemudian niatan baik ini direalisasikan, tentu dengan berbagai macam syarat, kami juga akan menyambut dengan baik," ujarnya di Surabaya, Sabtu (25/1).
Dalam mengelola bisnis tambang pasti akan dihadapkan dengan hal-hal yang komplek, terlebih, jika tempat untuk mengelola tambang terpencil, akan lebih sulit.
Maka itu, menurutnya di tahap awal mengelola tambang, bisa saja perguruan tinggi belum bisa menghasilkan keuntungan atas bisnis tersebut. "Tidak ada bisnis yang langsung tiba-tiba untung, pasti tidak ada. Paling tidak, diperlukan 3-4 tahun baru untung. Itu pun kalau kondisinya dalam tanda kutip ya, kandungan tambang dan lain-lainnya itu masih normal," ucapnya.
Melihat izin konsesi tambang yang diterima oleh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, ia mengatakan bahwa tambang yang didapat adalah bekas atau yang sudah ditinggalkan oleh pengelola pendahulunya.
Kondisi tersebut, kata dia, juga harus menjadi perhatian, termasuk harus ada identifikasi lebih lanjut mengenai bagaimana hasil dari pertambangannya hingga urusan konservasinya.