CARAPANDANG - Oleh: Edi Setiawan, Dosen FEB Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA
Teknologi bergerak lebih cepat daripada sistem pendidikan kita. Dunia berubah dalam irama yang makin kompleks: otomatisasi, kecerdasan buatan, dan digitalisasi telah mengguncang struktur pekerjaan di seluruh sektor. Dalam arus deras perubahan ini, Indonesia tak punya pilihan selain menyiapkan generasi baru yang tidak hanya bisa menyesuaikan diri, tapi juga memimpin arah zaman.
Inilah latar dari dua kebijakan transformatif Kemendikdasmen yang mulai berlaku tahun ajaran 2025/2026: peluncuran Tes Kemampuan Akademik (TKA) dan integrasi coding serta kecerdasan buatan (AI) dalam kurikulum nasional untuk seluruh jalur pendidikan — formal, nonformal, hingga informal.
Kebijakan Kemendikdasnen ini bukan sekadar revisi isi buku pelajaran. Ia adalah koreksi atas arah pendidikan nasional yang terlalu lama berjalan tanpa kompas digital. Kini, pendidikan tidak lagi cukup mengandalkan hafalan dan lulus ujian. Dunia memerlukan entitas digital — individu yang mampu hidup, bekerja, mencipta, dan beretika di ruang digital.
