CARAPANDANG - Turki telah mengajukan permohonan resmi untuk bergabung dengan BRICS, kelompok negara-negara ekonomi sedang berkembang. BRICS terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, tetapi lebih didominasi Moskow dan Beijing.

Omer Celik, juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), menyatakan permohonan Turki sedang diproses. "Presiden Recep Tayyip Erdogan beberapa kali menyatakan keinginannya menjadi anggota," ujarnya, dikutip Deutsche Welle, Senin (23/9/2024).

Beberapa pihak melihat upaya Turki bergabung dengan BRICS sebagai reaksi terhadap lambatnya proses aksesi dengan Uni Eropa. Parlemen Eropa menyimpulkan tingkat penyelarasan Turki dengan kebijakan Uni Eropa hany mencapai 7 persen.

Proses aksesi atau masuknya Turki menjadi anggota Uni Eropa dimulai sejak 2005. Namun, hal itu terhenti sejak 2018 dikarenakan kekhawatiran Uni Eropa terhadap sejumlah kebijakan politik dan keamanan Turki. 

Di satu sisi, BRICS telah mengembangkan dirinya sejak dibentuk pada 15 tahun lalu. Negara-negara seperti Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab telah resmi menjadi anggota.

Selain itu, BRICS juga kebanjiran permintaan untuk bergabung dari sekitar 20 negara termasuk Turki. Kelompok ini memang lebih fokus pada kerja sama perdagangan dan ekonomi ketimbang politik dan keamanan.