Ia menyebut AS telah menyita setidaknya dua kapal tanker dan 4 juta barel minyak Venezuela, sebuah tindakan yang ia sebut sebagai perampokan dengan kekuatan militer.
Di sisi lain, Duta Besar AS untuk PBB, Mike Waltz, membela tindakan negaranya. Ia menyatakan kartel narkoba Amerika Latin tetap menjadi ancaman paling serius dan bahwa Trump akan terus menggunakan seluruh kekuatan AS untuk memberantasnya.
Waltz menegaskan minyak Venezuela adalah komponen kritis dalam mendanai kartel dan rezim Maduro yang disebutnya tidak sah.
"Kenyataannya, kapal tanker minyak yang disanksi beroperasi sebagai jalur hidup ekonomi utama bagi Maduro dan rezim ilegitimnya," ujarnya.
AS membela blokade lautnya sebagai tindakan penegakan hukum oleh Penjaga Pantai AS, bukan blokade militer yang dianggap sebagai tindakan perang.
Pertemuan ini juga diwarnai dukungan sekutu Venezuela. Duta Besar China menyatakan tindakan AS secara serius melanggar kedaulatan Venezuela.
Sementara Duta Besar Rusia memperingatkan bahwa intervensi AS di Venezuela bisa menjadi templat untuk tindakan kekuatan masa depan terhadap negara-negara Amerika Latin.
Pemerintahan Trump telah menetapkan beberapa kartel narkoba internasional, termasuk Tren de Aragua dari Venezuela dan "Cartel de los Soles" yang diklaim dipimpin Maduro, sebagai organisasi teroris.
Maduro membantah semua tuduhan AS dan menuduh Washington menggunakan isu narkoba sebagai kedok untuk melakukan "pergantian rezim".