Beranda Perspektif Washington Kobarkan Perang Dagang terhadap Diri Sendiri

Washington Kobarkan Perang Dagang terhadap Diri Sendiri

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunjukkan sebuah perintah eksekutif tentang "tarif resiprokal" di Rose Garden, Gedung Putih, Washington DC, AS, pada 2 April 2025. (Xinhua/Hu Yousong)

0
Xinhua

   Saat pemerintahan AS di bawah Donald Trump berusaha keras untuk merombak perdagangan bebas global menjadi permainan menang-kalah (zero-sum), ada baiknya kita mengingat kembali kebenaran yang konsisten, yakni perang dagang tidak menghasilkan pemenang. AS masih jauh dari kebal terhadap luka ekonomi akibat perang dagang yang telah disulutnya. Pasar AS sudah merasakan tekanan, bisnis menghadapi ketidakpastian yang semakin besar, dan risiko resesi semakin meningkat.

   Selama masa jabatan pertama Trump, perang dagangnya menimbulkan kerusakan yang signifikan pada ekonomi AS. Kebijakan itu menyebabkan harga konsumen naik, memberikan tekanan keuangan pada petani AS, dan memicu perlambatan di sektor manufaktur karena perusahaan-perusahaan kesulitan menghadapi meningkatnya biaya bahan impor.

   "Perang dagang hingga saat ini belum memberikan manfaat ekonomi bagi jantung ekonomi AS, tarif impor barang asing tidak meningkatkan atau menurunkan lapangan kerja AS di sektor-sektor yang baru saja diberi perlindungan; tarif balasan memiliki dampak negatif terhadap lapangan kerja, terutama di sektor pertanian," demikian hasil penelitian terbaru dari Biro Riset Ekonomi Nasional AS.

   Dengan skala perang dagang terbaru Washington yang lebih luas, konsekuensinya kemungkinan akan jauh lebih buruk. Tarif tidak akan melindungi industri AS. Sebaliknya, tarif akan meningkatkan biaya bagi produsen, mengganggu rantai pasokan global, dan membebani konsumen yang sudah bergulat dengan inflasi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here