BI mencatat sejak diterbitkan pada 2023, aliran modal asing ke SRBI mencapai Rp508,41 triliun hingga 21 Mei 2024.
"Hasil assessment menunjukkan penerbitan SRBI meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter ke pasar uang SBN valas serta postiif ke pemanfaatan aset portofolio oleh bank dalam optimalisasi pembiayaan kredit," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Rabu (22/5/2024).
Masuknya aliran dana asing melalui SRbI sekilas terlihat menunjukkan BI mampu menarik perhatian investor asing dan menarik likuiditas dolar. Namun yang perlu dicermati yakni dengan imbal hasil yang tinggi, maka hal ini akan berdampak negatif dalam beberapa waktu ke depan.
SRBI memang telah terbukti menjadi kartu andalan BI dalam menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Kepemilikannya meningkat dua kali lipat pada Mei.
Laporan yang dirilis Bank Central Asia (BCA) yang berjudul FX Reserves: A Costly Deal menunjukkan bahwa instrumen SRBI dengan imbal hasil sempat menyentuh 7,2% untuk enam bulan dengan risiko rendah akan menjadi daya tarik tersendiri bagi investor asing untuk meningkatkan kepemilikannya.
Imbal hasil yang mahal ini pada akhirnya membebankan BI untuk membayar kewajiban bagi investor asing. Namun, di sisi lain, SRBI juga menjadi kekuatan untuk menumpuk dolar AS sekaligus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.