Menurut survei tersebut, lebih banyak negara kini mengintegrasikan strategi untuk menangani kekerasan ke dalam rencana multisektoral nasional dan mengakui peran penting sistem kesehatan dalam merespons kebutuhan penyintas. Namun, implementasinya belum merata.
Meskipun beberapa negara memasukkan IPV dan perawatan pascapemerkosaan ke dalam rencana kesehatan nasional mereka, banyak yang masih kesulitan memastikan penyintas dapat secara konsisten mengakses layanan krusial ini.
Perawatan pascapemerkosaan yang komprehensif hanya tersedia secara nasional di segelintir negara, menyebabkan ketimpangan geografis yang mencolok.
Sistem data juga masih lemah, menurut survei tersebut.
Hanya sekitar separuh dari seluruh negara di dunia telah melakukan survei terbaru tentang kekerasan terhadap perempuan, dan bahkan lebih sedikit lagi yang memiliki data pembunuhan yang dapat digunakan, celah yang menghambat pemantauan, pertanggungjawaban, dan pembuatan kebijakan yang efektif.