Kebun yang ia punya warisan orang tuannya, salah satu tempat yang paling favorit bermain aku singgahi. Ayah terlihat tangguh bila lagi pegang lampu pelita sata kita jaga malam di kebun, aku bisa tidur pulas nyanyian serangga menemani. Meski kami berteduh pada “Salaja” (suang) tepat di bawa pohon mangga.
Ayah pernah berkisah pilu, kala suatu ketika dirinya sedang menjaga kebun. Tiba-tiba didatangi sejumlah orang yang ia tidak kenal gerangannya, sehingga ayah ketakutan (pada waktu itu usianya masih belia anak-anak) buru-buru coba bersembunyi di semak-semak dan naik batang pohon mangga. Namun ketahuan. oleh sejumlah orang berusia dewasa itu menarik batang tempat ayah melindungi diri itu, batang patah, dan membuat ayah terjatuh geletak bersama batang pohon.