CARAPANDANG - Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terus berupaya meningkatkan pemerataan dan kualitas layanan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu strategi utama adalah kebijakan redistribusi Guru Aparatur Sipil Negara Daerah (ASND) untuk mengatasi ketimpangan distribusi guru.
“Sejatinya, filosofi pendidikan adalah sebuah bentuk kolaborasi atau gotong royong dari semua pemangku kepentingan untuk memanusiakan manusia,” tutur Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, dalam Rapat koordinasi (Rakor) Sosialisasi Kebijakan Redistribusi Guru ASND dan Pendidikan Inklusif di Kota Makassar, beberapa waktu lalu.
Wamen Fajar juga menceritakan pengalamannya saat melakukan kunjungan kerja ke berbagai daerah. “Di bulan Oktober yang lalu, saya mengunjungi Sekolah Dasar (SD) Tamansiswa Jetis di Yogyakarta, yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara dan Institut Nasional (Indonesisch Nederlandsche School) Kayutanam di Padang Pariaman yang didirikan oleh Mohammad Syafei.
“Lewat kunjungan yang dilakukan, terlihat peran para tokoh pendidikan tersebut lewat satuan pendidikan yang dibentuk yaitu bagaimana mendorong tumbuh dan berkembangnya talenta yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik. Kaitannya dengan pengembangan talenta murid, diperlukan guru yang berkualitas,” urai Fajar.