CARAPANDANG - Australia dan Selandia Baru bersiap menghadapi ancaman flu burung H5N1. Kedua negara memperketat keamanan hayati di peternakan, menguji burung pantai, dan memvaksinasi spesies yang rentan, dilansir dari Reuters, Kamis (10/10/2024).

Pejabat Australia khawatir flu burung menyebabkan kematian massal dan meningkatkan risiko kepunahan spesies, termasuk singa laut dan burung laut. Ini juga mengancam industri unggas, seperti di Amerika Serikat, lebih dari 100 juta ayam dan kalkun telah mati atau dimusnahkan.

Meski risikonya rendah bagi manusia, virus ini juga dapat menular ke mamalia dan, dalam kasus yang jarang, ke manusia. Selandia Baru diperkirakan tidak dapat menghindari virus ini dalam jangka panjang.

Kedua negara telah meningkatkan persiapan mereka, termasuk simulasi wabah H5N1 di Australia. Uji coba vaksin untuk burung yang terancam punah juga dilakukan di Selandia Baru.

Australia mengembangkan opsi vaksinasi untuk burung liar yang terancam punah yang ditahan di penangkaran. Sementara peternakan unggas meningkatkan langkah-langkah keamanan hayati, seperti membatasi kontak antara unggas dan burung liar.

Meskipun Australia pernah mengalami wabah flu burung sebelumnya, strain-strain tersebut kurang virulen dan tidak menyebar melalui burung liar. Selandia Baru belum pernah menghadapi flu burung berpatogenisitas tinggi, tetapi telah belajar dari pengalaman Australia dan Inggris.