Bagi sebagian orang, komentar Powell tidak berbeda dengan komentar minggu lalu ketika The Fed mempertahankan suku bunga tetap stabil, sehingga banyak orang di pasar berasumsi bahwa siklus kenaikan suku bunga telah berakhir. Namun beberapa pejabat The Fed memberi isyarat sebaliknya karena perekonomian AS tetap kuat.
Data menunjukkan jumlah orang AS yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran menurun pada minggu lalu, menandakan PHK tetap rendah bahkan ketika pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Menurut para analis, emas tampaknya akan tetap berada di kisaran di bawah US$2.000 sepanjang tahun 2023 karena geopolitik masih memberikan pengaruh yang sangat besar.
Emas batangan telah jatuh lebih dari US$40 setelah mencapai US$2,000 pada minggu lalu ketika meningkatnya ketegangan di Timur Tengah meningkatkan arus masuk aset safe-haven.
"Emas bisa bergerak di atas US$2.100 pada kuartal kedua tahun 2024 dan katalisnya adalah perlunya The Fed untuk mulai menurunkan suku bunganya," ujar Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, dikutip dari Reuters.
Para pelaku pasar mengesampingkan pertaruhan mengenai kemungkinan penurunan suku bunga pertama The Fed hingga Juni tahun depan dari Mei sebelumnya. Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas batangan dengan imbal hasil nol.