Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.
Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi.
Konflik geopolitik di beberapa wilayah dunia memanas pada akhir pekan lalu. Kondisi ini menguntungkan emas yang berstatus aset aman. Jika konflik terus memanas maka harga emas bisa terus menanjak mengingat aset aman menjadi pegangan banyak orang saat ketidakpastian geopolitik meningkat.
Amerika Serikat (AS) kembali melancarkan serangan tambahan terhadap pasukan Houthi Yaman. Langkah ini dilakukan setelah pemerintahan Presiden Joe Biden berjanji untuk melindungi pelayaran di Laut Merah.
"Kapal perusak berpeluru kendali Carney menggunakan rudal Tomahawk dalam serangan lanjutan pada Sabtu pagi waktu setempat untuk menurunkan kemampuan Houthi dalam menyerang kapal maritim, termasuk kapal komersial," kata Komando Pusat AS dalam sebuah pernyataan di media sosial X, seperti dikutip Reuters, Sabtu (13/1/2024).