"Kami melihat emas tetap berada pada level tersebut dan terdapat lebih banyak risiko penurunan terhadap emas dalam jangka pendek dibandingkan kenaikannya" jika kita mendapatkan lebih banyak data positif mengenai perekonomian AS dan jika inflasi tidak terus mereda, ujar Chris Gaffney, presiden pasar dunia di EverBank, kepada Reuters.
Risalah pertemuan kebijakan terbaru The Fed yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan bahwa mayoritas pengambil kebijakan bank sentral khawatir terhadap risiko penurunan suku bunga terlalu cepat.
Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. Menurut CME Fed Watch Tool, pasar memperkirakan sekitar 66% kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Juni 2024.
Risiko geopolitik tampaknya mendukung aspek safe-haven emas dan grafik teknis menunjukkan bahwa emas telah mencapai "dasar yang cukup kuat" di sekitar level US$2000, tambah Gaffney.
Konflik di Timur Tengah semakin intensif dengan pemboman Israel terhadap Rafah di selatan Gaza.
Investor saat ini secara dramatis berada dalam posisi yang tidak tepat untuk siklus pemangkasan suku bunga The Fed dan "kami masih memperkirakan harga emas akan mengalami reli yang signifikan hingga kuartal kedua tahun ini", ujar Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities, kepada Reuters.